Diplace - Informasi Lowongan kerja terbaru | Mari kita perhatikan fakta berikut ini: ada dua orang korban PHK,yang satu menjadi tawar hati,hilang pengharapan,lumpuh tertatih,dan akhirnya down dan out. Sedangkan satunya,menggunakannya sebagai tantangan untuk membuktikan diri, bahwa iapun bisa hidup,dan mulai mati-matian bekerja,dan akhirnya justru menjadii makin baik dan berkembang. Faktanya sama: PHK,tapi outpunya berbeda. Jadi bukan PHK itu sendiri yang membuat orang menjadi lumpuh atau berkembang. Yang satu berkata “ Sialan di PHK”,yang lainnya bilang” untung di PHK”Contoh lain:
Ada dua orang masuk penjara karena suatu hal. Yang satu merasa dunia runtuh,akhir dari segalannya. Hari -hari gelap,terasa panjang,mengasihani diri,akhirnya sakit dan game over. Sedangkan satunya menggunakan kesempatan waktu yang baik tersebut,sebagai medium untuk meningkatkan pemikiran, keyakinan dan mengatur stategi. Begitu keluar dari penjara,menjadi perdana menteri,presiden,dan lain lain. Xanana Gusmao,Mandela,Kim Dae Jeung merupakan contoh yang valid. Artinya: Bukan tembok penjara itu yang membuat orang menjadi besar atau mati, tapi bagaimana response seseorang terhadap tekanan tersebut.
Faktanya sama: PHK atau Penjara. Namun bukan fakta itu yang membesarkan orang,tapi Bagaimana reaksi seseorang terhadap fakta itu yang akan mempengaruhininya. Inilah yang disebut hukum 90/10. Artinya,apa yang terjadi dalam hidup kita hanya berakibat 10 % saja. Betul bahwa beberapa hal buruk terjadi,tanpa dapat kita hindari ataupun mengerti. Namun bagaimana sikap kita bereaksi terhadap fakta itu yang akan memberikan bobot 90 % terhadap output kejadian.
Berikut ini satu lagi fakta karya psikolog besar Dr. Victor Frankl. Ia dokter jiwa sekaligus tawanan kamp konsentrasi Nazi di Perang dunia kedua. Ia melihat kekejaman dan kekuasan Nazi terhadap tawanan. Namun ia menemukan satu hal yang menarik: Tidak semua orang mati,ambruk karena siksaan itu. Apa yang membedakannya? Ternyata: Reaksi dari paran tawanan tehadap apa yang terjad, itu yang menjadi kuncinya. Dr. Frankl menyimpulkan: mereka yang punya alasan untuk hidup dan merindukan hari pembebasan- karena masih menyimpan harapan akan hal- hal yang hendak mereka wujudkan di kemudian hari- memiliki reaksi yang berbeda terhadap penyiksaan dan keadaan yang sulit. Dan mereka lah yang terbukti hidup. Sementara yang tidak punya harapan,akan bereaksi lain,dan ambruk.
Saya tutup dengan satu kisah depan mata. Ada dua orang didiagnosis sakit kanker. Yang satu mengeluh sepanjang hari,tidak punya harapan hidup,bersifat getir dan tidak pernah tersenyum, stress, cemberut. Anda tentu tidak heran, ia akan lebih cepat kalah melawan sel kanker itu.
Sementara yang lainnya punya harapan dan gairah. Betul , itu penyakit yang besar dan bukan penyakit enteng seperti gatal -gatal, tetapi ia amat bersemangat hidup dan menerima sakit sebagai sahabat. Dalam benaknya, Ia ingin mendampingi anak gadis kecilnya tumbuh besar, ikut berjalan melihat anaknya wisuda dalam toga, kemudian mengiringinya dalam genderang pelaminan. Ia memiliki alasan untuk hidup. Dan saya optimis, sahabat saya ini telah menang.
Design webBlog ini hadir karena kontribusinya. Ia ingin melihat suatu bacaan yang bisa ikut memberikan manfaat bagi khalayak.
Nah Survey Dr. Frankl dalam “Men Search for Meaning” menunjukkan: mereka yang punya alasan untuk hidup,bisa mengalahkan keadaan dan keluar menjadi pemenang.
Penyakit bloehsama, ada yang menang dan ada yang ambruk. Reaksi kitalah yang menentukan. Penyakitnya berpengaruh 10 % . Reaksi kita punya bobot 90 %. Itulah hukum 10-90.
Dan orang yang memiliki response reaksi yang tepat tidak pernah kalah dengan fakta maupun tunduk terhadap tekanan keadaan. Mereka akan keluar sebagai pemenang terhadap keadaan. Matahari bersinar menyambut mereka setiap pagi.